Jejak Jejak di Jalan

Jejak Jejak di Jalan

Aku seorang penulis

| Kamis, 31 Maret 2011
Ada teman yang mengabarkan tentang lomba menulis flash fiction.Katanya kalau menang, bisa dapat banyak buku dari penerbit Leutika Pro dan karyanya akan disisipkan di buku Tulisan Di Atas Pasir-nya Mas Robin Wijaya. Semangatku terjentik sebentar lalu kembali tengkurap. Deadlinenya hari ini, tinggal beberapa jam lagi. Disini baru jam 10 pagi, berarti di Indonesia sudah jam 2 siang. Tersisa 10 jam untuk menulis.

"Ayo, masih bisa"
"Iya, 10 jam itu bukan waktu yang sempit kok, cuma 300 - 400 kata saja"

Beeegh, itu sih kalimat-kalimat motivasi yang lebih cocok dialamatkan kepada para penulis, mereka yang sudah fasih menulis dan hapal betulan trik menulis singkat tapi sarat makna model flash fiction.Mereka kaya diksi, mampu memainkan kata dan menyutradarai drama imajinasi. Kagum juga pada beberapa teman yang bisa langsung menulis saat jarinya menyentuh keyboard. Sementara aku, lebih suka membaca saja hasil tulisan mereka sambil melepas lelah sepulang kerja.

Terkesan malas ya ? Tidak sepenuhnya benar. Aku sebenarnya juga seorang penulis, tapi bukan karya sastra. Aku adalah penulis kejadian nyata yang besar kekuatan hukumnya. Aku menulis setiap hari, dalam bahasa inggris pula. Tulisanku itu dibaca banyak orang, dan bisa langsung dibuktikan kebenarannya. Bahkan bisa dijadikan bahan rujukan. Salah menuliskannya bisa berakibat fatal. Maka dari itu, sejelek apapun tulisanku, tidak akan ada yang boleh membubuhkan tinta putih tipe X di atasnya. Nama kegiatan rutinku itu adalah charting on nurses note. :)

Menarik, tintanya warna warni sesuai waktu menuliskan catatan itu. Jika aku menulisnya pagi hari dari pukul 7 sampai pukul 3 sore, tintanya berwarna hitam atau biru. Lalu sore pukul 3 sampai pukul 11 malam, tinta hijau menjadi warna dominan. Dan malamnya, antara pukul 11 sampai pukul 7 pagi, lembaran-lembaran kertas itu akan dipenuhi tulisan dengan tinta merah. Cantik sekali kelihatannya.
Setiap akhir kalimat kububuhi tanda tanganku, ah, betapa pentingnya tanda tanganku disini. Juga tiap kali ada ruang kosong di akhir tulisan, mutlak kuberi garis mendatar sampai menyentuh ujung kolom agar tidak ada yang menambahkan kalimat lain di belakang tulisanku. Lihat, betapa aku dituntut sangat berhati-hati menjaga keorisinilan karyaku.

coba tebak tulisan tangan Nuri yang mana :P


Satu lagi, selesai kutuliskan, tulisanku itu bisa langsung kupentaskan. Sesekali aku merasa seperti W.S Rendra yang membacakan sendiri puisinya di panggung, para penontonku menyimak dengan serius. Tak jarang pula aku menjelma menjadi Tina Talisa, penyiar TV One, dengan bertutur seakan-akan berita yang aku sampaikan ini adalah yang teraktual adanya. ^_^.

Jangan salah, aku juga punya deadline. Sempit malah, cuma 8 jam untuk menuliskan semua kejadian nyata dan tidak boleh ada kesalahan atau rekayasa di dalamnya. Dan semua kejadian itu mesti kulakukan sendiri, atau paling tidak kusaksikan langsung dengan dua mata kecilku yang kata orang mirip Cina ini. Sesekali aku melakukan kesalahan penulisan, tapi tak bisa sekejap mata kuhilangkan. Aku dituntut untuk berani bertanggungjawab dengan mencoretnya, tapi tetap bisa di baca, dan harus kusisipkan pertanyaan mistake entry sebagai sikap gentle bahwa aku mengaku aku pernah salah.

Sedikit flash back saat masih mengabdi di rumah sakit tipe C di tanah air. Sekitar beberapa tahun silam, lembar kuning catatan perawat di setiap file pasien hanya berisi sedikit sekali tulisan. Kebanyakan hanya singkatan, juga tanda checklist. Tidak ada perbedaan signifikan dalam catatan pergantian shift. Memang disediakan beberapa format baku yang katanya bisa menghemat waktu. Cukup centang kolomnya, lalu sudah. Semua kejadian tentang semua pasien dituliskan di satu buku saja, yang sekaligus berfungsi sebagai media operan ke perawat jaga selanjutnya. Mungkin ini salah satu sebabnya, kenapa tidak banyak perawat Indonesia yang berani bicara di depan umum. Kemampuan verbal mereka tidak diasah. Datang hanya melakukan tindakan rutin, dengan komunikasi seperlunya saja. Juga takut sekali membubuhkan nama dan tanda tangannya. Dan jika ditanya tentang perkembangan pasien, mereka bilang datang besok pagi saja dan bicara langsung pada doker. Pantas saja kalau profesi kita masih dipandang sebelah mata di sana. Perawat tidak lebih dari sekedar mesin pekerja.

Memang kegiatan menulis ini sungguh melelahkan, awalnya juga aku bilang ini sungguh tidak praktis. Namun ternyata, manfaatnya besar. Selain kuat sebagai bukti hukum, tulisan-tulisan ini bisa berfungsi besar untuk mencegah dari malpraktek. Karena jelas sekali dituliskan jam berapa cairan akan habis, kapan jarum infus mesti diganti, kemajuan-kemajuan pasien yang menggembirakan, dan banyak lagi. Tak jarang disisipkan sebuah kisah pendek yang menceritakan alasan kenapa sebuah antibiotik dihentikan atau bahkan dinaikkan dosisnya. Atau tentang sejawat yang berhasil menemukan metode merayu paling mutakhir agar pasien menjadi kooperatif atas tindakan perawatan. Tentu saja ini akan membuat para perawat yang melanjutkan jam jaga akan mampu memberikan hal yang sama baiknya, bahkan lebih baik lagi dari shift sebelumnya. Ini letak kekuatan yang paling kusuka. Kami saling membantu, karena kesembuhan pasien adalah keberhasilan bersama.

Sungguh, di antara letihku berlarian dengan waktu, dimana tenaga fisik dan isi kepalaku diperas-peras seperti cucian selama 8 jam, aku hanya mengeluh pada bantal. Aku tidak pernah menangis karena letih atau lapar. Sejak dulu kan sudah terbiasa begitu. Lagi pula, aku mencandu hari-hariku yang selalu diwarnai sentakan-sentakan kejadian yang mengejutkan, dan bisa langsung kuberitakan.

Aku senang menjadi penikmat karya-karya sastra, apalagi mengenal siapa penulisnya. Sambil sesekali berpikir, bagaiman jika suatu hari kusodorkan tulisanku pada mereka, aku yakin akan butuh waktu bagi mereka untuk memberi tanggapan manis setelah membacanya :)

Keep writing, Nurse !

1 komentar:

Anonim at: 30 Juni 2011 pukul 07.53 mengatakan...

subhanallah sungguh andalah penulis:) terima kasih atas sedikit curahan yang mencerahkan.. saya sbg pembaca sgt menikmatinya.. keep writing:)

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda

 

Copyright © 2010 Nuri Note - Nuri Note - by Nuri Nura