Jejak Jejak di Jalan

Jejak Jejak di Jalan

Kubunuh kau, Judika !

| Senin, 18 April 2011
Remuk ! Mungkin gara-gara tidur sehabis magriban, jadilah mimpi sedih mampir di bantalku malam ini. Bosan di ranjang karena masih disuruh istirahat, Kompasiana jadi pilihan pertama untuk kubuka. Sayang, tidak banyak yang menggoda untuk dibaca. Mungkin karena layar Nokia 5800 tidak cukup memuaskan lapang pandangku, ah padahal sudah segitu lebarnya. Lalu pindah ke facebook, kutemukan pesan diinbox berisi hasil editan puisi-puisiku. Remuk lagi ! Editor mengganti bahkan menyunat kata-kata yang kusuka. Hiks.
Kulirik laptop, ah, nanti sajalah. Kalau online sekarang, pasti dimarahi. Ketahuan online akan mengundang banyak ceremah panjang J
Tersesatlah di Youtube. Liat Judika. Ah, remuk lagi. Lebih remuk lagi dari sebelumnya.  Laki-laki ini selalu bisa membuat aku lebur dalam tune-tune suaranya.
Judika tidak tampan, tapi dia good looking. Aku lebih betah memandangi jenis laki-laki seperti ini. Judika boleh takluk oleh Mike di ajang Indonesian Idol , lupa tahun berapa. Kalah di pooling sms palingan. Tapi di hatiku, Judika selalu juara.
................tertegun dulu...........
Waktu liburan tahun lalu, Judika meremukkan aku di atas pete’-pete’. Setengah Mati Merindu-nya membuat aku dilanda melankolia. Jalur Parangtambung yang sepi malam itu seperti mendukung aksi Judika meremukredamkan hatiku. Sayang, supir pete'-pete' tidak banyak menolongku malam itu. Dia bilang tidak kenal Judika. Kulirik gaya potongan rambutnya, sepertinya dia lebih suka lagu-lagu Kangen Band.
Dan lihatlah, malam ini Judika kembali berjaya. Bukan Dia Tapi Aku-nya berhasil membuatku bangkit mengetik. Aku harus menulis, hatiku tiba-tiba sakit.
Entah video klipnya, entah suaranya, entah overreactingku pada Judika, atau memang karena moodku mendukung semuanya. Aku terjebak dalam lagu ini. Tidak sampai menangis, tapi aku merasa teriris iris.
Seorang perempuan yang tengah asyik mengamplas badan gitar, dikejutkan oleh kedatangan seorang laki-laki gagah. Perawakannya seperti model-model iklan rokok.  Bekerja di tempat bengkel gitar yang sama, wajar mereka jatuh cinta. Tapi kisah cinta itu diakhiri perih. Perempuan itu merelakannya cintanya pergi tanpa memberi penjelasan bahwa yang dia lakukan selama ini adalah demi kesembuhan ayahnya... Duh, siapa sih yang bikin video klip ini ? :(
....................tertegun lagi...........
Tahu tidak, setiap kali Judika melengkingkan suaranya menyebutkan kata Sakitnya..sakitnya..oh sakitnya....benar-benar aku ikut merasa sakit. Suara Judika menyeruak sisi terdalam yang sumpah benar-benar sudah berusaha kutimbun dalam-dalam.
Ah, salah yah kalau terkenang masa lalu lagi ? Cengeng yah...padahal sudah lama sekali. Padahal kupikir aku bisa lebih berani mengingat dia dengan tertawa. Sungguh, dia sudah kumaafkan. Bahkan tulus kudoakan. Ikut kurayakan kebahagiaannya, bahkan kubunuh rindu demi menjaga perasaan kekasihnya.
Ending lagu ini menjadi guncangan terbesar dalam gelombang kesuksesan Judika meremukkanku malam ini :
Begitu beratnya hingga ku harus mengalah
Cintaku lebih besar dari benciku, cukup aku yang rasakan...
Jangan dia, jangan dia cukup aku

Ah, remuk lagi ! Remuk lagi ! Kubunuh kau, Judika !


0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda

 

Copyright © 2010 Nuri Note - Nuri Note - by Nuri Nura