Jejak Jejak di Jalan

Jejak Jejak di Jalan

Masochist

| Jumat, 22 April 2011
“Perempuan jalang. Dasar sun*** !”, bersamaan dengan kalimat itu kurasakan ada yang hangat di pipi kananku. Lima jarinya berbekas disana. Rasanya sama saat ibu menamparku ketika kecil karena perkara uang limaribu yang kubelikan majalah bobo.
Belum bisa kutemukan yang kuinginkan, maka kubiarkan dia mencekikku dan menghantam kepalaku berkali-kali ke tembok kumal rumah yang sudah 3 bulan tak dibayar sewanya. Kembali retetan kalimat didikan setan dia fatwakan ke telingaku, mengalirkan nyeri yang mulai selalu kucari.
“Kau yang bajingan, dasar kau setan ! “
“Eeey, perempuan, mulutmu yang harus sekolahkan !”
“Bangsat, kutahu begitu, aku kawin saja sama penjual tahu itu”
“Jangan..jangan..jangan” seketika dia menangis menjadi-jadi, melucuti semua pakaianku dan melumat semua robekan-robekan kulitku yang berdarah dengan bibirnya. Kali ini kutemukan sensasi yang selalu kugilai.
“Kenapa mereka berhenti ?” tanya perempuan yang baru seminggu tinggal di sebelah kamarku.
“Itu artinya mereka sedang praktek ajaran miyabi”  jawab Ibu Kost sambil berlalu.


 *latihan bikin flash fiction  :)

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda

 

Copyright © 2010 Nuri Note - Nuri Note - by Nuri Nura